iklan

Minggu, 11 Desember 2011

Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

Tujuan utama asuhan kehamilan adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan. Asuhan antenatal penting untuk menjamin agar proses alamiah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini secara umum  telah diterima bahwa setiap saat kehamilan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwa.
Filosofi Asuhan Kehamilan
Filosofi adalah pernyataan mengenai keyakinan dan nilai/value yang dimiliki, serta berpengaruh terhadap perilaku seseorang/kelompok (Pearson dan Vaughan, 1986). Filosofi asuhan kehamilan menggambarkan keyakinan yang dianut oleh bidan dan dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien selama masa kehamilan. Dalam filosofi asuhan kehamilan ini dijelaskan beberapa keyakinan yang akan mewarnai asuhan tersebut.
Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak terbukti manfaatnya.
Lingkup asuhan kehamilan meliputih komponen-komponen di bawah ini:
  • Diagnosis dan manajemen awal dari kehamilan
  • Penilaian dan evaluasi kesejahteraan dan kesehatan wania.
  • enilaian dan evaluasi kesejahteraan dan kesehatan janin.
  • Keringanan tindakan untuk kegelisahan kehamilan yang umum.
  • Mengantisipasi bimbingan dan instruksi.
  • Skrining komplikasi maternal dan janin.
Asuhan kehamilan mengutamakan kesinambungan pelayanan (Continuity of care). Hal ini sangat penting bagi wanita untuk mendapatkan pelayanan dari seorang professional yang sama atau dari satu tim kecil tenaga professional sehingga perkembangan kondisi mereka setiap saat akan terpantau dengan baik selain mereka juga menjadi lebih percaya dan terbuka karena merasa sudah mengenal si pemberi asuhan (Enkin, 2000).
Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family centered). Wanita menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja melainkan juga keluarganya, dan itu sangat penting bagi ibu sebab keluarga menjadi bagian integral/tak terpisahkan dari ibu hamil. sikap, perilaku, dan kebiasaan ibu hamil sangat dipengaruhi oleh keluarga. Kondisi yang dialami oleh ibu hamil juga akan memengaruhi seluruh anggota keluarga. Selain itu, keluarga juga merupakan unit social yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang kuat bagi anggotanya (Lowdernilk, Perry, dan Bobak, 2000). Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan keputusan. Ibu mempunyai hak dalam memilih dan memutuskan kepada siapa dan di mana ia akan memperoleh pelayanan kebidanan.
Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan/pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga professional kesehatan tidak mungkin terus-menerus mendampingi dan merawat ibu hamil, oleh karena itu ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri secara benar. Perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar